Jumat, 20 Januari 2012

Uniknya Huruf Jawa dan Pelestariannya

Banyak yang tidak sanggup belajar bahasa Jawa, terutama karena huruf Jawa yang sulit dipahami. Tapi untuk sebagian orang, huruf Jawa sangat unik dan menantang untuk dipelajari.

Berkenalan dengan Ha-Na-Ca-Ra-Ka

Susunan huruf Jawa adalah Ha-Na-Ca-Ra-Ka. Huruf Ha-Na-Ca-Ra-Ka ini terdiri dari 20 karakter. Terbagi dalam 4 baris yang setiap barisnya  terdiri dari lima karakter. Huruf Jawa ini jika kita tulis dalam huruf latin berbunyi sebagai berikut:

Baris pertama berbunyi  : Ha-Na-Ca-Ra-KaBaris kedua berbunyi     : Da-Ta-Sa-Wa-LaBaris ketiga berbunyi     : Pa-Dha-Ja-Ya-Nya Baris terakhir                : Ma-Ga-Ba-Tha-Nga

Asal usul huruf Jawa ini konon kabarnya adalah dari India Selatan. Usia huruf Jawa belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan dibawa masuk ke nusantara ribuan tahun yang lalu. Huruf Jawa mempunyai makna tersendiri. Arti huruf-hurufnya mengacu kepada cerita dalam dunia pewayangan.

Mari kita kupas baris per baris huruf Jawa yang sarat makna tersebut.

ha-na-ca-ra-ka, maknanya      : ada dua orang utusan atau duta  da-ta-sa-wa-la, maknanya       : mereke berselisih dan perang tandingpa-dha-ja-ya-nya, maknanya   : mereka sama digdayanyama-ga-ba-tha-nga, maknanya : keduanya mati

Dalam komunikasi sehari-hari penggunaan huruf Jawa ini sangat sulit ditemui. Ini disebabkan sulitnya menuliskan huruf Jawa. Namun, pengucapannya memang tidaklah sesulit menuliskannya. Tidak banyak orang Jawa yang paham bagaimana menulis huruf Jawa.

Salah satu contoh betapa susahnya penulisan huruf Jawa, misalnya  penulisan vokal “a” dan vokal “o” berbeda, tetapi dalam pengucapan kedua vokal tersebut hampir sama dan bahkan sering tidak dibedakan.

Misal ketika kita mengatakan kalimat “ada buku” jika kita tulis dalam huruf Jawa menggunakan huruf latin maka tulisannya adalah sebagai berikut:  ‘ana buku’, tetapi dalam pengucapannya, dibaca ‘ono buku’.

Pelestarian Huruf Jawa

Memang sudah selayaknya pihak terkait ikut melestarikan penggunaan huruf Jawa ini. Seperti pemerintah di kabupaten-kabupaten yang masuk dalam propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, mereka melestarikan huruf Jawa dengan cara memakainya dalam penulisan nama-nama jalan raya dan di ujung selatan jalan Malioboro terpampang huruf Jawa yang berukuran besar.

Dalam pemakaian nama jalan huruf Jawa ini ditulis di bawah nama jalan yang ditulis dalam huruf latin. Harapannya, masyarakat akan dengan mudah mendapatkan sosialisasi huruf Jawa tersebut.

Cara lainnya adalah dengan memasukkan pelajaran bahasa Jawa ke dalam kurikulum sekolah-sekolah di DIY. Antusiasme masyarakat Yogyakarta khususnya dalam melestarikan huruf Jawa ini pun cukup besar. Ada beberapa pembisnis kaos oblong yang selalu menggunakan bahasa-bahasa atau istilah-istilah Jawa dalam mendesain kaos oblongnya.

Dagadu adalah salah satu merek dagang yang dinilai ikut memberi kontribusi dalam pelestarian huruf Jawa. Strategi Dagadu ini sangat unik dan komunikatif. Alhasil, Dagadu sudah menjadi simbol Yogyakarta. Nama Dagadu sendiri diambil dari huruf Jawa juga. 

Arti Dagadu sebenarnya adalah “matamu”. Inilah gaya bahasa kreatif anak muda Yogya yang membolak balik baris huruf Jawa menjadi sebuah kata yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar