Jumat, 20 Januari 2012

Riwayat Rumah Betawi

 

Indonesia kaya akan keanekaragaman arsitektur rumah adat. Setiap daerah yang ada di wilayah Indonesia memiliki konsep rumah adat masing-masing. Konsep rumah adat tersebut sangat kental dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat.


Arsitektur Rumah Betawi


Rumah Betawi merupakan salah satu kenekaragaman arsitektur rumah yang dimiliki Indonesia. Secara umum, arsitektur rumah Betawi dipengaruhi oleh arsitektur luar, khususnya Belanda. Wajar karena suku Betawi berkembang sejak masa penjajahan Belanda di Batavia, yang sekarang di kenal dengan Jakarta.


Rumah Betawi awalnya terbuat dari kayu dan bambu. Seiring perkembangan zaman, rumah Betawi menggunakan tembok sebagai dindingnya. Yang menjadi ciri khas rumah Betawi adalah menggunakan atap dari genteng, apapun material rumahnya.


Rumah Betawi terdiri dari beberapa ruangan. Ruangan yang ada dalam rumah Betawi tidak berbelit-belit, hanya ada tiga ruangan. Ada ruang tamu, terkadang beranda juga dijadikan sebagai ruang tamu.


Kemudian, ada ruang tidur yang terdiri dari dua sampai tiga kamar, kamar tidur orang tua, anak laki-laki, dan anak perempuan. Lalu, apakah rumah Betawi tidak memiliki ruang keluarga? Ya, rumah Betawi memiliki ruang keluarga, tetapi merangkap sebagai ruang tengah.


Selain beratapkan genteng, yang menjadi ciri khas rumah Betawi adalah memiliki pelataran rumah yang luas. Jendelanya pun dibuat lebar dan terbuka, beranda yang sekaligus berfungsi sebagai ruang tamu dibuat terbuka. Hal ini menunjukkan betapa terbukanya kebudayaan Betawi terhadap pendatang.


Ornamen Rumah Betawi


Rumah Betawi, meskipun terkesan sederhana dan terbuat dari bahan-bahan sederhana, memiliki ornamen khas. Sebagai contoh, konsep rumah tradisional atau etnik dapat menggunakan elemen dari bahan kayu tradisional yang diukir dengan ukiran khas Betawi.


Ornamen ukiran tradisi yang bisa dilihat ada pada jendela, pintu, kusen, atau lubang angin, yang terpengaruh oleh budaya dari Arab, Portugis, Cina, dan Belanda. Menurut tradisi orang Betawi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak membangun sebuah rumah.


Ada beberapa pertimbangan yang dipakai, di antaranya segi biaya, bahan material bangunan, lahan di mana rumah akan dibangun, dan berbagai pertimbangan yang sifatnya gaib.


Aturan Membangun Rumah


Di beberapa wilayah, masyarakat Betawi memiliki aturan jika membangun rumah berdasarkan arah naga besar. Tradisi turun-temurun yang harus dipatuhi adalah jangan membangun rumah di atas lahan yang telah dikeramatkan.


Tidak boleh membangun rumah yang posisinya berada di sisi kiri rumah orang tuanya. Masyarakat Betawi memiliki kepercayaan bila membangun rumah yang posisinya berada di sisi kiri rumah orang tua, menyebabkan keluarga anaknya akan menderita sakit dan rezekinya tidak lancar.


Sebelum membangun rumah, diadakan upacara andilan atau upacara prapembangunan. Upacara andilan ini bisa dikatakan sebagai pertemuan keluarga besar. Dalam pertemuan ini, seluruh keluarga berkumpul, bergotong royong untuk memberikan bantuan sesuai kemampuannya.


Bantuan yang bisa diberikan antara lain bahan bangunan, seperti genteng, papan, kayu, bambu. Bahkan, ada yang memberikan uang. Sebelum memulai pembangunan rumah, masyarakat Betawi mengadakan acara tahlilan. Tahlilan dilakukan supaya selama pembangunan mendapat kemudahan dan keberkahan.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar