Jumat, 20 Januari 2012

Tanah Mediteran

Apa Itu Tanah?

Sebelum mengetahui lebih jauh tentang tanah mediteran, alangkah baiknya Anda mengenal definisi tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang memiliki fungsi sebagai berikut.

Secara fisik, berfungsi sebagai media tumbuh dan perkembangan akar tumbuhan serta menyediakan makanan, air, dan udara untuk tumbuh-tumbuhan. Secara kimiawi, berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan menyuplai zat hara serta nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Secara biologi, tanah menjadi tempat hidup bagi organisme-organisme yang keberadaannya membantu menyediakan zat hara dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. 

Tanah tersusun dari beberapa komponen, yaitu bahan padat berupa mineral, bahan padat berupa organik, air, dan udara. Komposisi kandungan bahan pada tanah rata-rata 50% berupa bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air, dan 25% udara.

Pembentukan tanah diawali oleh pelapukan batuan menjadi lunak membentuk regolith atau bahan tanah lalu lama-kelamaan berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini dipengaruhi oleh organisme, iklim (seperti curah hujan, sinar matahari), topografi, bahan induk, dan waktu.

Di daerah tropis, pelapukan batuan sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Interaksi berbagai faktor pembentuk tanah ini akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat berbeda. Jenis tanah bermacam-macam, antara lain tanah alfisol, aridisol, entisol, histosol, inceptisol, mollisol, oxisol, spodosol, ultisol, vertisol, dan lain-lain.

Tanah mediteran

Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan bersifat tidak subur. Misalnya, bisa kita temukan pada tanah-tanah di Nusa Tenggara, Maluku, dan Jawa Tengah.

Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras (limestone), yang pada umumnya tersebar terdapat di daerah beriklim subhumid, topografi karst, dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m.

Tanah ini berwarna cokelat, merah, atau kuning. Sementara itu, warna merah kuning pada tanah mediteran berada di daerah topografi karst yang dikenal dengan sebutan Terra Rossa.

Tanah mediteran yang berbahan induk batu kapur mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dibanding dari yang berbahan induk batu pasir. PH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk nitrogen.

Yang mrenjadi masalah utama dari jenis tanah mediteran adalah ketersediaan air dan tingginya pH tanah yang seringkali di atas 7. Tanah yang bersifat alkalis mengikat fosfat sehingga akan menjadi kendala bagi tanaman untuk tumbuh. Oleh karena itu, jenis tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.

Untuk mengembangkan komoditi pertanian, perlu dilihat jenis tanah sebelum mulai menanam. Ini penting untuk menentukan tingkat kesesuaian tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Di samping itu, zat hara yang dikandung jenis tanah ini hampir tidak ada.

Bagi Indonesia yang cukup banyak mengandalkan produk pertanian sebagai penunjang kehidupannya sehari-hari, keberadaan jenis tanah ini tidak banyak untungnya. Meskipun begitu, ada beberapa cara untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari tanah jenis ini. Misalnya, menjadikannya sebagai bahan bangunan. Bahan kapur yang kokoh, berguna untuk membuat fondasi bangunan.

1 komentar: