Jumat, 20 Januari 2012

Resam, Tanaman Pengganggu Bernilai Jual

Resam dikenal sebagai tumbuhan paku raksasa yang tumbuh di sekitar tebing-tebing pegunungan dengan batang keras yang panjangnya bisa mencapai 7 meter menjalar di atas pepohonan yang ada di dekatnya. Nama latinnya dicranopteris linearis. Tumbuhan ini memiliki bentuk tangkai yang bercabang dengan daun yang menyirip.

Habitat Resam

Pakis resam banyak tumbuh di tempat-tempat teduh, lembap, dan subur di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, resam sering dijumpai di tebing-tebing di sekitar Sumatera dan Kalimantan dengan ketinggian 200 meter hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Ada pula resam yang tumbur subur dan lebat di hutan-hutan Hawaii.

Tumbuhan yang sering disebut sebagai kelambu rusa ini memang tumbuh selayaknya tumbuhan hutan yang besar-besar dan lebat daunnya terutama di hutan perbukitan. Di kawasan Danau Toba sendiri tumbuhan resam adalah semak belukar yang menutupi sekitar 15 % wilayahnya dimana hal ini kurang mendukung kehidupan hewan di sana.

Pendidikan di sekolah mengajarkan tentang tanaman yang merugikan bagi tanaman lain. Tanaman itu adalah gulma. Gulma jenisnya bermacam-macam, di antaranya gulma teki-tekian, gulma rumput-rumputan, dan gulma daun lebar.

Pakis resam merupakan jenis tanaman pengganggu karena kehadirannya di beberapa tempat sering mendominasi permukaan tanah sehingga tumbuhan lain yang berada di dekatnya menjadi terhambat pertumbuhannya.

Sudah menjadi kebiasaan resam untuk tumbuh di sela-sela tumbuhan lain dan menjegal pertumbuhannya dari sisi cahaya. Maka dari itu, pakis resam dimasukkan ke dalam golongan gulma daun lebar karena sifatnya yang mendominasi dan terdapat stomata atau bintil-bintil pada permukaan bawah daunnya yang berfungsi sebagai alat pernapasan.

Pemanfaatan Resam

Resam yang dianggap sebagai tanaman liar dan pengganggu di habitatnya ini ternyata bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku kerajinan anyaman yang bernilai jual. Resam yang di dalamnya terkandung zat tanduk, anti rayap, dan tahan terhadap udara lembap ini ternyata mampu melebihi kekuatan rotan.

Bahan baku resam pun terbilang cukup mudah dan banyak didapatkan. Hasil kreasi pembuatan anyaman resam terbilang cukup unik dan menarik karena warna aslinya yang sudah mengkilap dan kecokelatan.

Anak-anak didik seperti anak SMP dan SMA bisa diperkenalkan pada kerajinan anyaman ini. Cukup mudah dalam mengolah batang resam. Batang pakis resam yang sudah terkumpul kemudian langsung dikupas dan segera setelahnya dianyam untuk dijadikan produk kerajinan seperti piring, tas, tudung saji, aksesoris gelang, vas bunga, tempat tisu, bingkai hingga perlengkapan ibadah seperti kopiah.

Penduduk Bangka telah lama mengenal kopiah resam yang diberi teknik pewarnaan dari pohon samak. Tidak hanya memakainya untuk sholat tetapi mereka juga memasarkannya ke beberapa wilayah Indonesia hingga ke mancanegara.  

Karena resam banyak terdapat di mana saja, maka kerajinan anyaman ini juga dapat dilakukan oleh masyarakat di mana pun mereka berada tanpa khawatir kehabisan bahan baku. Tinggal mengembangkan ide dan kreativitasnya saja.

Bagaimana, tertarik untuk berbisnis kerajinan anyaman resam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar