Jumat, 20 Januari 2012

Tips Belajar Matematika SMA

Bagi sebagian siswa, pelajaran matematika SMA kerap dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang menjadi momok menakutkan. Hal ini karena pada pelajaran tersebut, siswa kerap mendapatkan nilai di bawah ketentuan minimal yangg berlaku. Baik itu untuk ulangan harian, kenaikan kelas atau juga untuk penentuan kelulusan.

Apalagi, dalam sistem pendidikan baru dimana untuk menentukan kelulusan seorang siswa harus memiliki nilai diatas ketentuan minimal yang berlaku untuk semua pelajaran dari tiga pelajaran yang diujikan. Jika salah satu pelajaran tersebut memiliki nilai dibawah ketentuan, maka siswa yang bersangkutan akan dinyatakan tidak lulus ujian.

Salah satu materi yang kerap menjadi batu sandungan kelulusan tersebut adalah pelajaran Matematika SMA. Akibatnya, pelajaran ini dianggap sebagai sebuah pelajaran yang menyeramkan dan siswa pun kurang bisa mengikutinya dengan optimal. Mengapa demikian?

Penyebab Ketakutan

Ada beberapa penyebab yang menjadikan seorang siswa kurang bisa mengikuti pelajaran matematika SMA dengan baik. Diantaranya adalah :

Adanya stigma yang salah terhadap pelajaran matematika SMA,. sehingga sebelum pelajaran berlangsung sudah muncul dismotivasi dari siswa yang bersangkutan.
Kurang suka dengan guru pengajar. Hal ini bersifat subyektif, dimana bagi sebagian siswa faktor guru pengajar berpengaruh terhadap minat mereka dalam mengikuti pelajaran yang berlangsung.
Atittude dari guru. Sikap guru yang kurang kooperatif dalam mengajar, menjadi salah satu penyebab turunnya semangat belajar siswa. Seperti adanya guru yang memasang muka seram, jarang tersenyum atau mudah marah menjadikan siswa akan sulit menerima pelajaran. Karena kondisi yang terbangun di dalam kelas menjadi kurang santai dan lebih didominasi ketegangan.
Pelajaran matematika SMA lebih banyak menggunakan angka abstrak. Sehingga siswa akan kesulitan untuk membuat gambaran khususnya dalam penerapan di kehidupan nyata.
Penggunaan rumus yang terlalu banyak, menjadikan siswa bingung untuk menangkap materi yang diajarkan. Bahkan terkadang siswa belum mengerti mengenai sebuah materi, namun sudah diberikan materi ajar yang lain. Sehingga pemahaman siswa kurang matang dan cenderung mudah lupa.
Ketakutan jika jawaban yang diberikan atas soal yang dihadapi adalah salah. Hal ini terkait dengan situasi dimana pelajaran matematika merupakan pelajaran eksakta yang membutuhkan ketepatan dalam setiap soal ujian. Dengan demikian, jawaban yang  salah akan berarti gagal. Ini berbeda dengan pelajaran sosial yang lebih menggunakan pendekatan dan penalaran, sehingga sebuah soal ujian tidak perlu dijawab dengan tepat dan sama persis. Yang paling penting adalah inti dari jawaban tersebut bisa menjawab dari soal yang diberikan.

Dari uraian ini, didapat kesimpulan bahwa pada dasarnya untuk bisa belajar matematika SMA diperlukan kerjasama dua pihak. Antara guru dan siswa harus memiliki kesamaan cara pandang dalam mempelajari semua materi yang ada dalam pelajaran tersebut.

Selain itu, siswa perlu diberikan pemahaman yang benar mengenai pelajaran matematika tersebut. Siswa harus menyadari, bahwa pelajaran matematika adalah sebuah pelajaran yang sama seperti pelajaran lainnya. Tidak ada yang tidak bisa dipecahkan selama seorang siswa mau belajar dengan baik dan benar.

Selain itu, siswa harus memiliki keberanian dan kepercayaan diri dalam menjawab setiap soal yang ada. Siswa tidak boleh mengedepankan rasa takut salah dalam menjawab soal tersebut. Karena kesalahan dalam menjawab, bukanlah sebuah keburukan atau kegagalan. Namun, hal tersebut justru bisa menjadikan seorang siswa akan lebih memahami materi tersebut dan memperdalam konsep matematika dan analisa soal.

Seorang guru pun harus mengedepankan sikap paternalis dalam mengajar. Siswa yang salah dalam menjawab atau belum memahami materi, tidak perlu disikapi dengan kasar. Sebaliknya, guru harus bisa mengedepankan sikap yang menimbulkan simpati dari para siswa. Sehingga siswa bisa memiliki ketertarikan dalam belajar matematika tersebut.

Seorang siswa yang dimarahi karena kesalahan atau belum memahami materi soal, bisa berdampak hilangnya minat belajar matematika. Bahkan pada beberapa kasus, hal ini menjadikan seorang siswa membenci pelajaran matematika secara berlebihan. Jika dibiarkan hal ini akan menimbulkan terjadinya mathematic disorder, dimana seseorang yang mengalami gangguan ini akan memiliki kemampuan matematika yang lebih rendah dibandingkan anak normal lain seusianya.

Mereka yang mengalami gangguan ini, tidak akan bisa mengerjakan soal matematika yang paling sederhana sekalipun. Sehingga pada nantinya hal ini akan berdampak pada hilangnya kemampuan pada analisa berhitung di kehidupannya dalam jangka panjang.

Demikian seriusnya dampak atas ketakutan ini jika tidak diperhatikan, menjadikan semua pihak harus duduk bersama sama dalam menentukan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Yang paling utama dilakukan adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya pelajaran matematika dan juga menghilangkan ketakutan mendasar pada pelajaran tersebut. Selain itu, guru bisa menggunakan alat bantu yang bisa dilihat oleh siswa sehingga siswa tidak hanya membayangkan hal abstrak dalam pelajaran tersebut. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam merubah pola pikir siswa terhadap pelajaran matematika.

Tips Belajar Matematika

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar kita mudah mempelajari materi matematika SMA ini. Diantaranya adalah :

Banyak berlatih dengan menggunakan soal yang berlainan secara rutin. Sehingga akan menimbulkan pemahaman pada sebuah materi pelajaran.
Bertanya kepada guru atau teman lain apabila belum memahami sebuah materi.
Membuat tulisan pada kertas tentang materi matematika dan menempelkennya di tempat yang mudah terlihat. Dengan demikian, kita akan hafal sebuah materi seperti rumus tanpa perlu menghafalkannya.
Belajar bersama. Dengan demikian, kita bisa berdiskusi dengan pihak lain serta menghilangkan kejenuhan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar