Tampilkan postingan dengan label Tanah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Januari 2012

Tanah Mediteran

Apa Itu Tanah?

Sebelum mengetahui lebih jauh tentang tanah mediteran, alangkah baiknya Anda mengenal definisi tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang memiliki fungsi sebagai berikut.

Secara fisik, berfungsi sebagai media tumbuh dan perkembangan akar tumbuhan serta menyediakan makanan, air, dan udara untuk tumbuh-tumbuhan. Secara kimiawi, berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan menyuplai zat hara serta nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Secara biologi, tanah menjadi tempat hidup bagi organisme-organisme yang keberadaannya membantu menyediakan zat hara dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. 

Tanah tersusun dari beberapa komponen, yaitu bahan padat berupa mineral, bahan padat berupa organik, air, dan udara. Komposisi kandungan bahan pada tanah rata-rata 50% berupa bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air, dan 25% udara.

Pembentukan tanah diawali oleh pelapukan batuan menjadi lunak membentuk regolith atau bahan tanah lalu lama-kelamaan berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini dipengaruhi oleh organisme, iklim (seperti curah hujan, sinar matahari), topografi, bahan induk, dan waktu.

Di daerah tropis, pelapukan batuan sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Interaksi berbagai faktor pembentuk tanah ini akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat berbeda. Jenis tanah bermacam-macam, antara lain tanah alfisol, aridisol, entisol, histosol, inceptisol, mollisol, oxisol, spodosol, ultisol, vertisol, dan lain-lain.

Tanah mediteran

Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan bersifat tidak subur. Misalnya, bisa kita temukan pada tanah-tanah di Nusa Tenggara, Maluku, dan Jawa Tengah.

Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras (limestone), yang pada umumnya tersebar terdapat di daerah beriklim subhumid, topografi karst, dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m.

Tanah ini berwarna cokelat, merah, atau kuning. Sementara itu, warna merah kuning pada tanah mediteran berada di daerah topografi karst yang dikenal dengan sebutan Terra Rossa.

Tanah mediteran yang berbahan induk batu kapur mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dibanding dari yang berbahan induk batu pasir. PH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk nitrogen.

Yang mrenjadi masalah utama dari jenis tanah mediteran adalah ketersediaan air dan tingginya pH tanah yang seringkali di atas 7. Tanah yang bersifat alkalis mengikat fosfat sehingga akan menjadi kendala bagi tanaman untuk tumbuh. Oleh karena itu, jenis tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.

Untuk mengembangkan komoditi pertanian, perlu dilihat jenis tanah sebelum mulai menanam. Ini penting untuk menentukan tingkat kesesuaian tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Di samping itu, zat hara yang dikandung jenis tanah ini hampir tidak ada.

Bagi Indonesia yang cukup banyak mengandalkan produk pertanian sebagai penunjang kehidupannya sehari-hari, keberadaan jenis tanah ini tidak banyak untungnya. Meskipun begitu, ada beberapa cara untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari tanah jenis ini. Misalnya, menjadikannya sebagai bahan bangunan. Bahan kapur yang kokoh, berguna untuk membuat fondasi bangunan.

Tanah Vulkanis, Tanah Berunsur Hara Tinggi


Indonesia kaya akan sumber daya alam. Lahan pertanian dan perkebunan tersebar di seluruh pelosok negeri. Tidak heran jika Indonesia disebut sebagai Negara Agraris, penduduknya bermatapencaharian dengan menanam. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya tanah vulkanis di wilayah kepulauan Indonesia yang terbentuk dari materi letusan gunung berapi.


Materi yang terdiri dari abu vulkanik tersebut dimuntahkan ke daratan. Kemudian, mengalami pelapukan sehingga membentuk mineral dan zat unsur hara yang berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah.


Pengetahuan Tentang Tanah


Di dunia pendidikan, anak-anak telah cukup lama mengenal beragam jenis tanah. Dengan demikian, diharapkan mereka bisa lebih mengenal alam Indonesia dengan baik. Dimulai dengan permainan membentuk benda mini dari tanah liat ketika duduk di bangku Sekolah Dasar hingga mengetahui proses menanam tumbuhan di atas tanah pada lahan yang berbeda saat bersekolah di level menengah pertama.


Juga pada sekolah menengah atas mereka belajar bagaimana tembikar yang terbuat dari tanah liat melalui pembakaran di atas suhu 10000C memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu bersaing dengan produk serupa dari negara lain. Sekolah menjadi tempat paling efektif dalam memberikan informasi mengenai tanah dan fungsinya bagi keberlangsungan sumber daya alam di bumi.


Secara tidak langsung, siswa diajari untuk melestarikan alam dengan mengenal jenis dan struktur tanah saat melakukan praktik bercocok tanam di lahan luar sekolah maupun saat meneliti kandungan tanah di laboratorium.


Dalam teori pelajaran Biologi SMP, anak-anak didik diajarkan karakteristik tanah yang terdapat di seluruh dunia, terutama Indonesia.


1. Tanah Vulkanis


Tanah vulkanis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Tanahnya subur.Mengandung unsur hara yang tinggi.Merupakan hasil pelapukan materi letusan gunung berapi.Mudah menyerap air dan berwarna lebih gelap.Terdapat di sekitar wilayah gunung berapi.

2. Tanah Humus


Tanah humus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Tanahnya gembur.Warnanya kehitaman.Merupakan hasil pelapukan fosil tumbuhan dan hewan yang membusuk.Baik untuk lahan pertanian karena daya serap airnya yang tinggi

3. Tanah Lempung atau Tanah Liat


Tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas 10000C.

4. Tanah Kapur


Tanah kapur memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Tanahnya tidak subur dan sangat tidak cocok untuk lahan pertanian.Merupakan hasil pelapukan batuan kapur.Dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan kerajinan keramik.Dalam pertanian, tanah kapur yang sifat basanya tinggi dapat dimanfaatkan untuk menetralkan kadar keasaman tanah. Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali

Tanah Entisol, Tanah Muda di Daerah Cekungan

Tanah Entisol


Tanah merupakan salah satu elemen penting dari kekayaan alam yang harus terus dilestarikan. Tanah sebagai media tanam sekaligus bahan organik ini banyak tersebar di beberapa wilayah dunia, termasuk Indonesia. Tanah bersifat dinamis, yaitu terus-menerus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman dan perilaku makhluk hidupnya. Tanah yang baru akan mengalami perkembangan, misalnya tanah entisol.


Tanah ini termasuk tanah yang masih sangat muda, namun sudah mengalami pembentukan awal sendiri. Meskipun merupakan tanah yang baru berkembang, tanah ini banyak dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Tanah entisol banyak terdapat di daerah alluvial atau daerah endapan sungai dan rawa-rawa pantai. Oleh sebab itu, tanah ini sering disebut juga tanah alluvial.


Pendidikan dan penerapan tentang tanah jenis ini terus diberikan kepada para petani agar mampu memanfaatkan lahan baru ini sebagai media tanam padi. Sistem yang digunakan bisa sistem pengairan irigasi maupun tadah hujan. Sekolah juga sudah mulai mempelajari tekstur tanah dengan uji laboratorium. Kadar keasaman yang rendah dalam tanah dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.


Untuk tanah entisol, kadar kelembapan atau pH-nya selalu berubah-ubah. Hal ini terjadi karena keadaan tanah yang selalu basah dan terendam air di daerah cekungan. Tanah dengan kadar asam yang rendah kurang baik untuk ditanami. Tanah entisol adalah tanah yang kadar asamnya kadang tinggi dan terkadang bisa jadi sangat rendah.


Perlu dikembangkan metode baru, misalnya sistem drainase buatan untuk mengairi tanah ketika kadar asamnya mulai rendah. Selain drainase, dapat ditambah dengan pemupukan. Dengan hasil yang optimal, tanah entisol bisa jadi lahan yang menguntungkan.


Karakteristik Tanah


Mata pelajaran Geografi mempelajari karakteristik tanah berdasarkan tempat dan materi pembentuknya, di antaranya sebagai berikut.


1. Tanah Entisol


Jika dilihat dari bentuk dan kadar awal tanahnya, tanah jenis ini bukanlah tanah yang menguntungkan. Namun, dengan sedikit upaya, seperti pemupukan dan drainase buatan, dapat menjadikan tanah muda ini memiliki nilai komoditi tersendiri. Tanah entisol memiliki tekstur yang cenderung kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah. Tanah ini mudah teroksidasi oleh udara.


2. Tanah Inceptisol


Tanah inceptisol merupakan tanah yang masih berupa bahan induk dan belum matang. Terdapat di sekitar lereng yang curam dan hutan dengan sedikit menggunakan sistem drainase agar tanah dapat diolah untuk pertanian. Tekstur tanahnya cenderung halus dengan kadar organik dan nitrogen yang lumayan banyak dan berimbang. Tanah ini biasa ditanami palawija.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali

Tanah Andisol: Tanah Subur Akibat Letusan Gunung

Bumi adalah sebuah planet yang memungkinkan manusia hidup di dalamnya. Berbagai penunjang kehidupan manusia, seprti lapisan ozon, oksigen, material penting berupa bebatuan, tanah, dan air menjadikan bumi sebagai satu-satunya planet yang sejauh ini masih bisa dihuni oleh manusia, tumbuhan, dan hewan.


Material tersebut nyatanya memang sangat berguna bagi kehidupan manusia.  Batu, air, dan tanah. Semuanya memiliki peranan penting yang tidak bisa saling menggantikan satu dan lainnya. Material bumi berupa batu dan tanah terbagi berdasarkan beberapa jenis. Tanah misalnya, untuk perkebunan dan pertanian, jenis tanah andisol dinilai memiliki keunggulan dibanding dengan jenis tanah yang lain.


Karakteristik Tanah Andiosol


Tanah andisol atau yang lebih dikenal dengan istilah tanah andosol rata-rata berwarna kehitaman. Tekstur dari tanah jenis andisol atau andosol beragam. Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah jenis ini banyak dijumpai di daerah-daerah yang berada di sekitar gunung berapi.


Tanah andisol, andosol, atau istilah lain menyebutkan tanah jenis ini dengan nama tanah vulkanik mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya.


Selain unsur hara, zat lain yang terkandung dalam tanah andisol ini adalah zat-zat organik. Zat organik banyak terkandung pada lapisan tengah dan atas, sedangkan pada tanah yang berada di lapisan bawah, kandungan organik maupun unsur hara cenderung sedikit. Tanah andisol mampu mengikat air dalam jumlah yang cukup tinggi, zat karbon yang terkandung juga lebih tinggi dibandingkan dengan tanah jenis lain.


Gambaran Umum Tanah


Tanah yang memiliki nama latin solum,pada dasarnya adalah salah satu bagian kerak bumi yang mengandung banyak mineral dan zat-zat organik. Tanah mengandung banyak unsur hara dan air yang dibutuhkan tumbuhan atau tanaman dalam proses pertumbuhannya.


Tidak banyak yang tahu, bahwa sebenarnya tanah memiliki tekstur yang berongga. Tekstur berongga inilah yang akhirnya menjadi tempat bagi akar untuk tumbuh dengan sangat ideal. Rongga pada tanah memberikan ruang pada akar untuk bernapas dan berkembang.


Selain bisa digunakan sebagai pondasi dalam mendirikan sebuah bangunan, tanah juga rupanya menjadi tempat tinggal bagi semua mikroorganisme. Bukan hanya itu, tanah juga menjadi tempat hewan darat mencari makan dan bergerak bebas.


Berkaitan dengan iklim, tanah memagang peranan penting sebagai pengendali erosi dan pengontrol air tanah. Meskipun tidak jarang tanah itu sendiri pun sering tererosi. Tanah pada dasarnya terbuat dari batu yang mengalami pelapukan. Pelapukan bebatuan tersebut dibantu oleh organisme-organisme yang ‘bertugas’ untuk menutupi bebatuan sehingga bebatuan itu perlahan melapuk dan hancur.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali

Tanah Lonsor dan Penanggulangannya

Mungkin kita pernah menyaksikan sendiri kejadian tanah lonsor atau longsor dan efeknya pada orang yang tertimpa bencana tersebut. Tanah longsor bisa diartikan sebagai pergerakan tanah atau runtuhnya tanah atau bebatuan dalam jumlah besar yang umumnya terjadi di daerah terjal dan tidak stabil.

Pemicu Terjadinya Tanah Longsor

Umumnya, timbulnya tanah longsor dipicu oleh hujan lebat. Lereng gunung yang gundul dan rapuhnya bebatuan dan kondisi tanah yang tidak stabil membuat tanah-tanah ini tidak mampu menahan air di saat terjadi hujan lebat. Akan tetapi, tanah longsor juga bisa ditimbulkan oleh aktivitas gunung berapi atau gempa.

Lereng-lereng yang lemah yang mendapat tekanan dari getaran gempa tentu saja membuat tanah yang terkena tekanan tadi menjadi longsor. Aktivitas gunung berapi yang menimbulkan hujan deras, simpanan debu yang lengang dan alirannya pun juga dapat menimbulkan tanah longsor.

Penambangan tanah, batu, atau pasir yang tidak terkendali juga bisa menjadi pemicu bencana ini. Manusia seharusnya tidak menggunduli hutan, menambang tanah atau pasir atau bebatuan dalam jumlah besar yang akan mengganggu kestabilan tanah dan memicu terjadinya longsor.

Selain faktor di atas, faktor lain yang memicu terjadinya tanah longsor adalah erosi akibat sungai dan gelombang laut menciptakan lereng yang curam. Bahkan petir, getaran mesin, dan penggunaan bahan peledak juga dapat menimbulkan tanah longsor.

Gejala terjadinya tanah longsor:

Munculnya retakan di lereng-lereng yang arahnya sejajar dengan tebing.Air sumur yang keruh di sekitar lereng.Munculnya air di permukaan tanah pada lokasi yang baru secara tiba-tiba.Rapuhnya tebing dan kerikil mulai berjatuhan.

Wilayah yang rawan longsor:

Berada di daerah yang gundul dan terjalPernah terjadi tanah longsor sebelumnya.Daerah yang dilalui aliran air hujanKondisi tanah yang tebal atau sangat gembur pada lereng-lereng yang terkena hujan lebat dengan intensitas tinggi

Dampak dan Penanggulangan Longsor

Di daerah yang terjal, kecepatan luncuran tanah longsor dapat mencapai 75 km/jam sehingga sulit bagi seseorang untuk menyelamatkan diri. Itulah sebabnya ketika tanah longsor terjadi, banyak rumah dan penduduk, binatang, fasilitas umum yang tertimbun longsoran. Bencana ini pun banyak memakan korban jiwa.

Itulah sebabnya penting bagi kita untuk menanggulanginya dengan menghindari penyebab timbulnya tanah longsor. Caranya dengan tidak menebangi hutan, menanam tumbuhan berakar kuat seperti lamtoro, bambu, akar wangi, dan tumbuhan lainnya pada lereng yang gundul, membuat saluran air hujan, memeriksa keadaan tanah secara rutin dan berkala, membangun tembok penahan di lereng yang terjal, juga mengukur tingkat kederasan air hujan.

Menghindari bencana longsor:

Membangun pemukiman yang jauh dari area yang rawan longsor (seperti di dekat tebing yang curam dan terjal).Berkonsultasi pada orang yang paham sebelum membangun pemukiman.Melakukan deteksi dini pada area-area yang dicurigai rawan longsor

Tindakan yang harus dilakukan ketika tertimpa tanah longsor:

Pindahlah ke daerah yang tanahnya stabil ketika tanah longsor terjadiBila tidak mampu melarikan diri, lingkarkan tubuh seperti bola untuk melindungi kepala tertimpa atap.

Tindakan yang harus dilakukan setelah terjadi longsor:

Pergi dari daerah longsoran untuk menghindari terjadinya tanah longsor susulan.Bantu arahkan SAR ke lokasi.Bantu penduduk yang tertimpa longsoran, periksa lukanya, dan pindah ke tempat yang aman.Waspada pada banjir dan aliran reruntuhan yang dapat terjadi setelah tanah longsor.Laporkan fasilitas umum yang rusak ke pihak yang berwenang.Periksa kerusakan fondasi rumah akibat longsor.Tanamlah tumbuhan di daerah bekas longsoran untuk mencegah terjadinya erosi yang dapat menyebabkan banjir bandang.

Susunan Tanah dan Jenis-Jenis Tanah

Tahukah Anda susunan tanah? Sebelum membahas susunan tanah, ada baiknya kita bahs dulu tentang tanah. Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair dan gas. Tanah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan dan tumbuhan yang prosesnya memakan waktu berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun.

Tanah yang tercipta ini akan membentuk susunan tanah yang berlapis-lapis. Proses pembentukan susunan tanah ini sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang hidup di atasnya termasuk hewan, tumbuhan dan manusia serta waktu.

Secara umum, susunan tanah (dengan bahan induk mineral) terdiri atas 50% bahan padatan (45% berupa bahan mineral dan 5% berupa bahan organik), 25% air, dan 25% berupa udara. Sementara itu, pada tanah organik, seperti gambut, bahan padatan pada susunan tanah tersebut terdiri atas 5% bahan organik dan 45% bahan mineral. Bahan organik dalam susunan tanah ini terdiri atas 10% mikroorganisme, 10% akar, dan sisanya humat. Walaupun jumlah tidak banyak, fungsinya sangat penting.

Susunan tanah dan juga struktur tanah yang berongga-rongga menjadi tempat bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Selain itu, tanah pun menjadi habitat bermacam-macam mikroorganisme. Tanah juga dijadikan sebagai tempat hidup bagi sebagian hewan darat.

Tekstur susunan tanah bermacam-macam dan bisa dikelompokkan menjadi:

Tekstur susunan tanah kasar misalnya pasir, pasir berlempung.Tekstur susunan tanah agak kasar misalnya lempung berpasir dan lempung berpasir halus.Sedang, antara lain lempung berpasir sangat halus, lempung berdebu dan debu.Tekstur halus misalnya, tanah liat berpasir, tanah liat berdebu.

Tekstur susunan tanah ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah.

Jika diuraikan proses pembentukan susunan tanah dimulai dari bebatuan yang mengalami pelapukan baik pelapukan secara fisika maupun pelapukan secara kimiawi. Pada saat pelapukan, bebatuan tersebut akan menjadi lunak dan berubah bentuknya sehingga dapat dikatakan sebagai bahan tanah. Bahan tanah ini akan mengalami proses pelapukan terus menerus dan berlangsung dalam waktu bertahun-tahun sampai akhirnya bahan tanah tersebut menjadi tanah.

Selain susunan tanah, fungsi tanah juga perlu diketahui. Berikut fungsi-fungsi tanah.

Tanah berfungsi untuk produksi biomassa, yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, sumber hara serta zat pendukung pertumbuhan.Tanah berfungsi untuk penyaringan, penyangga dan pengubah antara atmosfer, air tanah serta akar tanaman.Tanah berfungsi sebagai habitat biologi dan konservasi genetilk.Tanah berfungsi sebagai ruang infrastruktur untuk teknik, industri, sosial ekonomi, dan  pembangunannnyaTanah berfungsi sebagai sumber daya energi, material dasar, pertambangan dan air.Tanah berfungsi sebagai sumber keindahan dan warisan budaya.

Tanah atau lapisan kerak bumi ini bisa dibedakan menjadi, lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah dan lapisan batuan induk. Ketiga lapisan ini membentuk susunan tanah yang jika diuraikan akan sebagai berikut.

Lapisan atas adalah lapisan yang berasal dari batu-batuan dan sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan. Tanah yang paling subur dan bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh manusia adalah di bagian lapisan atas ini.Lapisan tengah berasal dari bebatuan yang pada proses pelapukannya mengalami pengikisan oleh air sehingga bahan lapisan itu mengendap. Karena kandungan airnya banyak maka tanah di lapisan tengah ini sangat liat sehingga lebih dikenal sebagai tanah liat. Tanah liat bisa berwarna merah atau bisa pula berwarna putih.Lapisan bawah adalah lapisan tanah yang terdiri dari bongkahan-bongkahan batu dan bebatuan yang telah melapuk disela-selanya. Sehingga pada lapisan bawah ini ada dua jenis bahan pembentuk yaitu bebatuan yang belum melapuk dan bebatuan yang sudah mengalami pelapukan.Lapisan batuan induk tersusun dari bebatuan padat dan berada dalam lapisan terdalam bumi.

Susunan tanah dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis tanah.

Tanah Humus. Tanah humus adalah lapisan tanah yang paling subur karena kemampuan menterap airnya tinggi dan gembur sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian Tanah humus ini berasal dari pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk dan biasanya berwarna kehitam-hitaman.Tanah Liat. Tanah liat ini biasanya dimanfaatkan untuk kerajinan tembikar, pembuatan pot bunga, kendi dan lain sebagainya karena butiran-butiran tanah liat ini saling melekat satu sama lain dan dalam keadaan basah akan lengket. Namun setelah dibakar/dipanaskan akan menjadi kuat. Tipe tanah pada tanah liat ini adalah butiran-butiran tanahnya halus, susah menyerap air dan tidak dapat ditanami oleh tumbuhan.Tanah Gambut. Tanah gambut terdapat di daerah berawa-rawa dan berasal dari pelapukan sisa tumbuhan yang hidup di rawa-rawa tersebut. Warna tanah gambut adalah coklat kehitaman, agak lekat namun tidak lengket. Tidak cocok dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena kandungan unsur haranya sangat sedikit dan tingkat keasaman tanahnya sangat tinggi.Tanah Berpasir. Tanah berpasir ini cirinya butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai campuran semen dalam pemasangan batu bata.Tanah Aluvial. Jenis tanah aluvial ini terdapat di sepanjang aliran sungai. Jenis tanah ini berasal dari material halus yang diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda karena belum mengalami perkembangan.Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol. Tanah vulkanik ini bisa ditemukan di daerah sekitar gunung berapi. Warna tanahnya gelap karena berasal dari material gunung berapi yang meletus. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan banyak mengandung unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.Tanah Latosol. Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim basah yang curah hujannya lebih dari 300mm/tahun dan berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1.000 meter. Bahan utama pembentuk tanah jenis ini berasal dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses pelapukan.Tanah Grumusol. Bahan pembentuk tanah grumusol adalah batu lempung dan batu kapur.

Susunan tanah mineral terdiri atas tiga komponen, yakni pasir (sand), debu (silf), dan lempung (clay). Ketiga susunan tanah mineral tersebut dibagi berdasarkan ukuran yang berbeda-beda.

Partikel pasir memiliki ukuran sekitar 200 mikrometer hingga 2.000 mikrometer. Partikel debu memiliki ukuran sekitar 2 mikrometer sampai kurang dari 200 mikrometer.Partikel lempung memiliki ukuran kurang dari 2 mikrometer.

Semakin halus ukuran partikel susunan tanah tersebut, maka luas permukaan partikel per satuan bobot semakin besar.

Partikel tanah dengan permukaan yang lebih luas memberi peluang lebih banyak terjadinya reaksi kimia. Partikel lempung per satuan bobot mempunyai luas permukaan lebih luas daripada partikel susunan tanah lainnya (debu dan pasir).

Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di permukaan susunan tanah berupa lempung lebih banyak dibandingkan yang berlangsung di permukaan susunan tanah berupa partikel debu dan pasir per satuan bobot yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa partikel lempung merupokan komponen susunan tanah paling aktif terhadap reaksi kimia sehingga berkontribusi menentukan sifat kimia tanah dan juga mempengaruhi kesuburan tanah.